>

target="_blank">Efek Blog

Sabtu, 26 September 2015

Menanti Luka.

Susunan langkah tak beraturan ditrotoar jalan
binatang pengerat kecil berlarian
mengendus ngendus jejak milikmu
yaitu aku,
yang terbenam paruh waktu
jarak bukanlah penentu, katamu
meredam-redam tanya itu bisu
toh bayanganku yang tertawa licik, kau tak pernah tau?
pun cermin yang berdiam polos hanya membahagiakan tangisku
ketika aku terbaring menanti
sebait kisah tawar tak berpenghuni
tiada pengikat janji
mungkin, terbawa lenguh kental malam tadi
mungkin, hanyut keseberang halimun
atau mati dipertengahan
tanyakan saja pada gagak kalau kau mau
karena paruh hitamnyalah yang telah menggrogoti tubuhku
seperti senyummu yang tersamar, pudar
mengejang ngejang akal mencari raut yang terbungkus pigura
didalam setumpuk jerami basah, tak lekang sudah
ha ha ha..
akhirnya lidah kelu berucap, meski setengah pucat
tentang indahnya warna gemerlap penantian
begitu juga sayatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar