>

target="_blank">Efek Blog

Selasa, 22 September 2015

Istana Kokoh itu akhirnya Roboh ~

Dimana kau kini, aku berselimbut sepi
Menangis memanggil namamu,
Kemana harus kucari, saat rindu membunuhku.
Senandung lirih cintaku..
Jatuh berderai, sakit terasa pilu.
Teganya dirimu, sentuh aku dengan cintamu,
Secepat itu, dan kini kau berlalu
Hei boy, datang dan pergi sesukamu...
Duhh ini hatiloh bukan jalan tol...
Setelah setengah mati aku hidup dalam belenggu kelam sakitnya pengkianatanmu,
Tapi anehnya maaf slalu terlontar indah dari bibir manisku, dan senyum getir ku slalu dengan siap menyambutmu...
Betapa ketidakadilan kentara disini,
Kau datang, aku memaafkan..
Kau rindu, aku slalu untukmu...
Aku butuh, kau pergi...
Aku rindu, kau bersamanya...
Betapa lucu hidup ini,
Ketika sang cinta menderita dengan segala rasa sakit yang dia rasa...
Sang pangeran kegelapan tertawa bersama dayang-dayang di sampingnya...
Tuhan mengapa kau diam,
Melihat tangis pilu berbungkus luka menganga,
Terinjak tawa iblis penuh rasa bangga.
Tuhan, yang maha pembangun dan perusak istana hati seorang insan..
Beli kejaiban untuk mereka bertukan peran,
Agar si pangeran kejam merasakan sakitnya pengkianatan yang ia lakukan.
Tuhan, yang maha pembangkit hati yang telah mati....
Jadikan penjara suram di kalbu sang putri menjadi taman indah betabur bunga..
Kubur smua rasa sakit dan penderitaan batin yang setiap hari membuatnya terpuruk,
Hapus semua tetesan suci di kedua pelupuk matanya...
Menjadi sebuah berlian kebahagiaan tanpa akhir...
Izinkan puing-puing roboh itu kembali terbangun menjadi sebuah istana kokoh yang tegak berdiri kembali, bersama seorang pangeran sejati, dan biarkan mereka hidup bahagia, selalu... Selamanya ....