>

target="_blank">Efek Blog

Selasa, 03 Juni 2014

Kisah tentang sepenggal mimpi . . .

Pagi ini aku terbangun, suasananya berbeda dari biasa, cuaca yang menyelimuti pun lebih dingin dari biasanya..
ada apa ini .. lirihku sambil mengucek mata.. haaa.. kepalaku bahkan terasa lebih berat dari biasanya..
bukan hal asing, aktifitas pertama yang kulakukan saat ku terjaga adalah mengecek kotak masuk dan notif jejaring sosialku.. ini aneh, tak satupun kudapati apa yang kucari.. ini ada apa ini, sepi sekali.. 
Mahh.. Pahh.. teriakku lirih, " tak ada jawaban..
dengan langkah setengah sempoyongan ku alunkan kaki menuju tengah rumah, tak ku jumpai siapapun, bahan seisi rumah terlihat begitu kosong, tak ada yang bisa ku jumpai.. tak ada yang bisa kucari...
Biasanya tak seperti ini, tak sehampa ini.. apa yang terjadi  *aku berfiqir keras mencari jawabannya..
langkah gontaiku perlahan menuntunku ke pekarangan rumah.. terlihat sesosok pria yang ku kenal, segurat senyumku pun hadir... dengan bibir setengah gemetar aku mencoba memanggilnya, tapi tertahan ketika di sampingnya seorang gadis tengah memegang tangannya erat.. haa? bukankah ia pacarku, lantas siapa gadis di sampingnya itu? bergegas ku hampiri mereka.. 
Kamu, apa yang kau lakukan bersamanya? Aku pacarmu, bagaimana mungkin kamu melakukan pengkhianatan kejam ini padaku ? ucapku dengan nada meninggi.. lelaki itu hanya membalas dengan tersenyum sinis, siapa yang menghianati siapa?! Balas dia dengan nada yang lebih meninggi... Bukan sekali aku menahan sabar dengan lakumu yang tak pernah bisa menghargai aku, bukannya kamu jelas-jelas telah memilih dia dan meninggalkan aku ? Pengkhianat sepertimu memang lebih pantas dengan penggoda seperti dia, toh kini aku bisa lebih baik tanpamu, aku mempunyai orang di sampingku yang jauh lebih segalanya bisa mengerti dan menghargai aku di banding kamu.. "dengan nafas memburu dan tatapan tajam membenciku dia berlalu.. meninggalkanku termenung di taman itu ...
Apa yang terjadi sebenarnya? aku berusaha keras mengingat apa yang telah kulakukan . . . tak selang bebrapa lama, masih ditaman yang sama.. pria yang tak asing lain perlahan menghampiri,, dengan ingatan yang belum sempurna aku menerka siapa dia, oh.. dia adalah temanku... orang yang membuatku nyaman saat bersamanya...
Hai.. apa kabar? aku datang menemuimu untuk mengucapkan selamat tinggal..
Selamat tinggal, loh kok kenapa ? *tanyaku heran..
Apa kamu lupa, semua orang mengaggap kamu meninggalkan pacarmu, hanya untuk bersamaku, dan jika itu memang benar adanya.. suatu hari kamu pasti berani meninggalkanku untuk orang yang baru, dan selain menganggapmu teman, tak ada hal lain yang spesial tentangmu, satu hati ku telah terisi penuh oleh satu nama.. dia adalah kekasih masalaluku dan aku selalu berharap dia akan menjadi masa depanku.. 
Lelaki itu membalikan badannya, dan berlari mengejar seorang wanita berambut panjang di depannya, sedangkan aku masih terpaku dalam kebingungan ...  
Jika aku bisa kembali ke masalalu, ingin ku putar waktu dan mengetahui apa yang terjadi *ucapku menggerutu...
Terdengar isak tangis seorang anak kecil dari ujung taman, ku hampiri sumber suara itu, terlihat seorang bocah kecil tengah menangis tersedu ...
Hai nak, kenapa kamu menangis, siapa namamu ? Sapaku menenangkan tangisnya...
N.. Nnamaku Satria pamungkas kak, Balonku satu-satunya lepas dan akhirnya pecah "ucapnya dengan tangisan makin keras..
 Satria .. Pamungkas ? Nama itu terdengar tak asing bagiku, entahlah ... ~
Yah, kalau sudah begini, mau bagaimana lagi... harusnya saat kau memiliki sesuatu yang berharga untukmu.. kau harus memegangnya erat.. sekarang balon yang terlepas itu akhirnya pecah, dan takkan bisa kembali menjadi utuh... kecuali kamu harus menggantinya dengan yang baru..
Anak kecil itu menangis lebih kencang... gamau.. gamauuu.. bahkan jika di dunia ini banyak balon yang lebih indah, tapi balonku itu telah menemani setiap hariku, menjaga dan  menjadi teman tempatku bercerita... karna kesalahanku aku harus kehilangannya... "tangisnya memecahkan keheningan di taman itu... tanpa di sadari, pelupuk mataku mulai terasa hangat dan basah, melihat ratapan tulus si anak kecil itupun, tak mampu mengembalikan apa yang sejatinya telah hilang..
Akhirnya aku tersadar.. lambat laun ingatanku kembali .. aku ingat semua kebodohanku di masalalu, ingat betapa aku tak berhati mencampakan seseorang yang dengan tulus selalu ada untukku...
dan inilah jawaban dari kehampaan hatiku, alasan dimana aku tak bisa lagi tersenyum..
Jika sudah begini, mau apalagi.. beribu tahunpun aku menyesalinya, toh takkan mengembalikan semuanya.. dan dia telah mendapatkan seseorang yang lebih baik untuk menjaga hatinya, dan aku telah mendapatkan hukumannya.. sekarang yang harus aku lakukan adalah mengambil hikmah dan pelajaran dari kesalahanku dimasalalu.. dan memperbaiki diri untuk bisa menjadi lebih baik lagii...
Floupieeeee.... ~ Teriak suara mamah di luar kamar terasa begitu nyata, dan Gubrakkk.. arghhtt.. badanku terasa linu, ternyata aku baru saja terjatuh dari kasur bermotif panda itu...
Terimakasih untuk mimpi bermakna yang telah mengajarkanku, menuntuntu untuk lebih dewasa dalam memaknai arti hidup, sekalipun kini aku tak memiliki siapapun di sampingku.. meski keluarga dan percintaanku tidaklah sempurna, setidaknya aku harus lebih bersyukur untuk semuanya.. dan aku masih memliki persahabatan yang sempurna " Senyumku melihat bingkai foto yang tertera di meja belajarku.. fotoku dan kedua gadis terbaik di hidupku... ~
S E K I A N

Jika hidup hanya sekedar hidup, apa bedanya manusia dengan ayam?
bedanya ayam tak bisa menengokan kepalanya kebelakang, 
tapi setidaknya manusia bisa, namun jika terlalu memandang kebelakang.. toh leher kita akan sakit juga.. lihat lah kebelakan sesekali sebagai cerminan, selanjutnya yang kita lakukan adalah fokus ke depan.. dan memperbaikinya menjadi lebih baik lagi . . .