>

target="_blank">Efek Blog

Selasa, 08 Juli 2014

Aku berpura-pura kuat, di saat aku benar-benar rapuh..


Aku ahli bersandiwara, selalu tertawa.. Padahal aku pincang menahan luka.dan pada akhirnya ada saatnya aku lelah untuk terus berpura-pura..Ada saatnya aku ingin menangis dan berteriak sejadi dan semampuhku...Ada saatnya aku letih dalam menanjaki bukit terjal penuh liku dalam hidupku..Bahkan ketika aku lelah menjalani semuanya, aku tak punya sandaran tempatku berbagi..Aku sadar, bahwa aku hanya seorang diri..Aku tak punya siapa-siapa yang bisa ku andalkan selain diriku sendiri...Banyak luka tertoreh di hati namun tak bisa terobati...Aku lelah tuhan... Rasanya, Inginku Menyerah.. Disini, Saat ini...Senyum dan tawaku di depan mereka, adalah selimbut tebal hati rapuhku..

Hidup adalah kejadian tak terduga yang terus berlanjut...


Rumah tangga sejatinya ibarat sebuah bangunan, dimana bangunan itu terkadang nampak kokoh dan berdiri tegak diluaran.. Akan tetapi hakikatnya, yang benar-benar tau keadan bangunan tersebut adalah penghuninya, tak ayal di dalamnya, pondasi dan atamnya terkadang bobrok dan mulai mengusang.. hingga jika tak segera di perbaiki, kerusakan tersebut akan menjadi pararel dan membuat kerusakan di sudut bangunan yang lainnya, hasilnya puing-puing yang rusak itu akan jatuh menimpa dan menyakiti penghuni di dalamya...
Di dalam sebuah keluarga, tak dapat di pungkiri akan selalu terjadinya pertengkaran, mungkin sebagian orang itu menjadi sebuah hal yang wajar.. namun jika hal itu terus berlanjut karena di sertai kekerasan, kalian fiqir, apa hati seorang anak tidak akan terluka, jika rumah yang seharusnya menjadi sebuah syurga tempat berlindung dari kerasnya dunia, malah menjadi neraka melihat ibu kita di siksa? dan ayah kita mempunyai wanita idaman lain, kalian tau bagaimana luka yang menganga dalam diri si anak, jika kelak si anak tumbuh besar, kemudian luka itu semakin menggrogoti kepercayaan dirinya, siapa yang harus di persalahkan sesungguhnya?