>

target="_blank">Efek Blog

Selasa, 29 September 2015

Jika sudah beda, bagaimana bisa bersama?

Jika selera musik kita berbeda, bagaimana kita bisa duduk di taman berdua sambil berbagi alunan nada.
Jika makanan yang kita sukai berbeda, bagaimana kita menikmati makan malam sederhana sepiring berdua.
Jika jenis film yang kita suka berbeda, bagaimana aku bisa menyandarkan kepala di bahumu sambil menonton tayangan yg membuat haru biru, tertawa, kaget, dan bahkan menangis bersama.
Ayolah come on, logikanya... Jika semua itu beda, kita masih dapat menyatukannya... Salah satu diantara kita harus ada yang mengalah agar bisa bersatu,
Tanpa paksaan, mungkin satu diantara kita harus beradaptasi dengan alunan musik, selanjutnya gantian, satunya mengalah dalam selera makan atau film yang akan di tonton bersama... Saling, bukan hanya memaksakan kehendak untuk selalu di laksanakan permintaannya,
Intinya dalam sebuah hubungan adalah timbal balik, memberi dan menerima.. Bukan semata ingin menerima tanpa memberi...
Tapi pertanyaannya,
Jika tujuan kita beda, bagaimana kita bisa berjalan dengan arah yang sama ?!
Sekalipun kita bertemu di penghujung jalan, salah satu diantara kita akan ada yg berjalan kedepan dan meninggalkan, dan yang satunya berjalan pincang ke arah yang berlawanan.
Iya, kita berbeda. Karna ego kita yang sama.
Aku menuntut ingin di mengerti, begitu hal nya dengan kamu, tapi kita tidak bisa saling mengerti.
Ego kita yang sama, sehingga membuat apapun yang beda di antara kita tidak bisa lagi di pesatukan.
Apa masih ada tenaga untuk kita berusaha bersama, sedangkan aku sudah mulai lelah dan meronta untuk menyerah,
Tapi kamu, dengan smua egomu, menarikku kasar untuk tetap melanjutkan perjalan...
Ayolah, akhiri sampai disini saja pendakian kita, kamu... Lanjutkan mimpimu tentang kita, aku lelah... Izinkan aku beristirahat seorang diri.
Jika mungkin, aku akan menyusulmu, dan kembali ke titik dimana kita bisa kembali bersama diatas semua beda.

Selamat Ulang Tahun Diriku.

30 September, Tepat di hari ini 22 Tahun berlalu sejak bayi perempuan itu terlahir...
Namanya indri, nama yang sederhana untuk hidupnya yang sederhana.
Segala macam hal, baik dan buruk silih berganti mengiringi kedewasaannya.
Dan di hari ini, segala macam ucapan selamat di hujani dari keluarga, sahabat, maupun orang-orang terdekat, berbagai doa teralun dalam rangkaian kata lewat berbagai media,
Tapi sesungguhnya, orang yang paling tulus mencintaiku namun sering terabaikan adalah diriku sendiri.
Karena itu, detik ini kusampaikan selamat ulang tahun untuk diriku sendiri...
Untuk kaki yang sebelumnya melangkah pelan dan berulangkali jatuh saatku belajar jalan sampai saat ini mampu berlari menggapai mimpi...
Untuk mulut yang dahulu terbata mengucapkan kata demi kata, kini berbicara cepat bahkan tanpa titik koma saat mengutarakan apa yang aku fiqirkan.
Untuk mata yang melihat dari semua hal di dunia dari yang tidak mengetahui apa-apa, hingga jelas memandang dengan tatapan siap menantang masa depan.
Selamat ulang tahun diriku...
Jadilah pribadi yang lebih baik dari hari ini,
Berhentilah bersikap kekanakan dengan segala tingkah manjamu,
Berhentilah cengeng dalam menghadapi pahit
Keras hidup ini,
Mulailah berfikir dewasa kedepannya tanpa bergantung dengan orang lain.
Buktikan pada orang tuamu, gadis kecil nya dulu kini tlah beranjak dewasa walau belum bisa membuat mereka bangga tapi kau harus terus berusaha.
Untukmu tuhanku, pemilik segala diri berserta isi hati, terimakasih telah memberikanku kesempatan untuk bisa bernafas dan membuka mata sampai umurku saat ini,
Terimakasih untuk segala nikmat yang kerap kali lupa ku syukuri.